Senin, 15 Agustus 2011

anak ku manis


ANAK MERDEKA

Anakku manis
Lahir dari hari yang mengiris
Diamlah tangis
Karena tak semua lelaki di negeri ini
Bias menjadi ayah
Tak semua perempuan
Layak menjadi ibu

Peluklah bayang langit
Jangan kau tusuk

Kaki sendiri
Karena langit butuh dirimu
Jadilah ibu sendiri
Karena langit butuh dirimu
Jadilah ibu sendiri
Jadilah ayah sendiri
Bernyanyilah  Indonesia Raya
Sendiri
Merdeka!!!!!!!!!!!!!!!!!

Sabtu, 13 Agustus 2011


Masuk Surga Tanpa Hisab

Orang yang masuk surga ada 3 macam, yaitu: Langsung masuk surga tanpa hisab (dihitung kebaikan dan keburukannya), masuk surga setelah dihisab, dan masuk surga setelah diadzab terlebih dahulu di neraka.
Syarat Masuk Surga Tanpa Hisab :
Agar masuk surga tanpa hisab, syarat yang harus dipenuhi adalah membersihkan tauhid dari noda-noda syirik, bid’ah, dan maksiat. Allah berfirman, “Sesungguhnya Ibrahim adalah seorang imam yang dapat dijadikan teladan lagi patuh kepada Allah dan hanif (lurus). Dan sekali-kali bukanlah dia termasuk orang-orang yang mempersekutukan (Rabb).” (An Nahl: 120). Dalam ayat ini, Allah memuji nabi Ibrahim dengan menyebutkan empat sifat, yang apabila keempat sifat ini ada pada diri seorang insan, maka ia berhak mendapatkan balasan yang tertinggi, yaitu masuk surga tanpa hisab dan tanpa adzab.
1.                       Mencontoh Para Nabi Dalam Bertauhid:
   Di dalam Al Qur’an Allah memberikan uswah (teladan) kepada kita pada dua sosok manusia yaitu Nabi Ibrahim dan Nabi Muhammad ‘alaihimashsholaatu was salaam. Allah berfirman, “Sesungguhnya telah ada suri teladan yang baik bagimu pada Ibrahim dan orang-orang yang bersama dengan dia; ketika mereka berkata kepada kaum mereka, ‘Sesungguhnya kami berlepas diri dari kamu dan dari apa yang kamu sembah selain Allah, kami ingkari (kekafiran)mu dan telah nyata antara kami dan kamu permusuhan dan kebencian buat selama-lamanya sampai kamu beriman kepada Allah saja’.” (Al Mumtahanah: 4)
Ibrahim ‘alaihis salam menjadi teladan dengan memurnikan tauhid dengan cara berlepas diri dari kesyirikan. Dalam ayat selanjutnya, Allah berfirman, “Sesungguhnya pada mereka itu (Ibrahim dan umatnya) ada teladan yang baik bagi kalian (yaitu) bagi orang yang mengharap (pahala) Allah dan (keselamatan pada) hari kemudian.” (QS. Al Mumtahanah: 6). Tidak diragukan lagi, balasan yang paling besar dan keselamatan yang dimaksud adalah masuk surga tanpa hisab dan tanpa azab. Itulah keselamatan yang hakiki yang dinanti oleh setiap jiwa yang pasti akan merasakan mati.
   Allah juga berfirman tentang Nabi kita Muhammad shollAllahu ‘alaihi wa sallam, “Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rosululloh itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah.” (Al Ahzab: 21). Nabi Muhammad adalah orang yang paling paham tentang tauhid, maka orang yang hendak mempraktekkan tauhid dalam dirinya harus mencontoh ajaran beliau. Ya Allah, masukkanlah kami dalam golongan orang yang mengharap rahmat-Mu dan banyak menyebut-Mu.
2.                       Patuh Terhadap Perintah Allah
Nabi Ibrahim adalah seorang yang sangat patuh kepada Allah, teguh dalam ketaatannya dan senantiasa berada dalam ketundukannya, apapun keadaannya. Buktinya ketika beliau diuji dengan perintah untuk menyembelih putra kesayangannya, beliau pun tetap patuh melaksanakannya (Qoulul Mufid karya Syaikh Al Utsaimin). Begitu juga keturunannya, pemimpin para Nabi, Muhammad shollAllahu ‘alaihi wa sallam, hamba Allah yang paling taat. Allah berfirman, “(Apakah kamu hai orang musyrik yang lebih beruntung) ataukah orang yang beribadah di waktu-waktu malam dengan sujud dan berdiri, sedang ia takut kepada (adzab) akhirat dan mengharapkan rahmat Rabbnya?” (Az Zumar: 9)

3.                       Keluar dari Kegelapan Syirik Menuju Cahaya Tauhid
   Ibnul Qoyyim mengatakan, “Hanif adalah menujukan ibadah hanya kepada Allah (tauhid) dan berpaling dari peribadatan kepada selain-Nya (syirik).” (Fathul Majid). Inilah sifat orang yang akan masuk surga tanpa hisab dan tanpa adzab, yakni betul-betul menjaga kemurnian tauhidnya dengan berpaling sejauh-jauhnya dari kesyirikan dengan segala macam pernak-perniknya. Mujahid berkata, “Nabi Ibrahim adalah seorang imam walaupun beliau beriman seorang diri di tengah kaumnya yang kafir.” (Tafsir Ibnu Katsir, An Nahl: 120). Maksudnya beliau adalah sosok yang selamat dari kesyirikan baik dalam perkataan, perbuatan, maupun keyakinan.” (Al Jadid karya syaikh Al Qor’awi). Maka untuk memurnikan tauhid, kita harus berpaling dari syirik dan pelakunya.
4.                       Bertawakkal Kepada Allah
   Sabda Nabi Muhammad: sholAllahu ‘alaihi wa sallam tentang masuk surga tanpa hisab dan tanpa adzab. Beliau bersabda, “Beberapa umat ditampakkan kepadaku, lalu kulihat seorang nabi bersama beberapa orang, ada seorang nabi bersama satu atau dua orang, dan ada seorang nabi yang tidak disertai siapapun. Tiba-tiba ditampakkan kepadaku satu golongan dalam jumlah yang amat banyak, sehingga aku mengira mereka adalah umatku. Maka ada yang memberitahukan kepadaku, ‘Ini adalah Musa dan kaumnya.’ Aku melihat lagi, ternyata di sana ada jumlah yang lebih banyak lagi. Ada yang memberitahukan kepadaku, ‘Itulah umatmu, tujuh puluh ribu orang di antara mereka masuk surga tanpa hisab dan tanpa adzab.’ Kemudian beliau bangkit dan masuk rumah. Maka orang-orang berkumpul bersama orang-orang yang sudah berkumpul. Sebagian mereka mengatakan, ‘Barangkali mereka adalah para sahabat Rosululloh shalAllahu ‘alaihi wa sallam.’ Sebagian yang lain mengatakan, ‘Boleh jadi mereka adalah orang-orang yang dilahirkan dalam Islam dan tidak menyekutukan sesuatu pun beserta Allah.’ Mereka pun mengatakan banyak hal. Lalu Rosululloh shalAllahu ‘alaihi wa sallam keluar menemui mereka dan mereka memberitahukan kepada beliau. Maka beliau bersabda, ‘Mereka adalah orang-orang yang tidak meminta ruqyah, tidak meminta untuk (berobat dengan cara) disundut dengan api, dan tidak melakukan tathayyur, serta mereka bertawakal kepada Allah.’ Lalu ‘Ukkasyah bin Mihshon berdiri dan berkata, ‘Berdo’alah kepada Allah agar Dia menjadikan aku termasuk golongan mereka.’ Beliau bersabda, ‘Engkau termasuk golongan mereka.’ Kemudian ada orang lain berdiri dan berkata, ‘Berdo’alah kepada Allah agar Dia menjadikan aku termasuk golongan mereka.’ Beliau bersabda, ‘Engkau sudah didahului ‘Ukasyah.’” (HR. Al Bukhori dan Muslim)
Di antara pelajaran paling berharga yang bisa dipetik dari hadits ini adalah bahwa tidak meminta ruqyah, tidak berobat dengan cara disundut dengan besi panas (kayy), dan tidak menganggap akan mengalami kesialan setelah mendengar atau melihat sesuatu (tathoyyur) merupakan wujud dan realisasi dari tawakkal kepada Allah. Karena itulah Rosululloh menganjurkan kepada umatnya agar tidak melakukan ketiga hal tersebut, karena pengaruh ruqyah dan kayy yang sangat kuat sehingga dikhawatirkan seorang hamba menggantungkan harapan kesembuhannya kepada cara pengobatan tersebut dan bukannya bersandar kepada Allah. Khusus untuk tathoyyur maka hukumnya tidak diperbolehkan. Kesimpulannya, keadaan orang yang akan masuk surga sangat tergantung dari kadar tawakkal setiap orang, semakin tinggi tingkat tawakkalnya semakin tinggi pula tingkat kesempurnaan tauhidnya. Allahlah tempat kita bersandar dan menyerahkan urusan. WAllahu a’lam.












SURGA


   Surga merupakan hadiah dari amal baik dan ibadah manusia ketika ia masih hidup. Segala perbuatan dan tingkah laku manusia ketika ia masih hidup akan dicatat dan kemudian akan di akumulasi di akhirat. Bagi manusia yang memiliki amalan, ibadah dan perbuatan baik melebihi dari amalan jeleknya, maka hadiah surga dari Allah sebagai akhir dari segalanya berhak ia terima. Sebaliknya bagi manusia yang selalu dipenuhi dengan dosa ketika ia masih hidup, ganjaran yang ia terima adalah neraka.

            Surga adalah suatu tempat yang penuh dengan kemewahan, keindahan yang tidak pernah  gambaran yang menyatakan bahwa disurga dipenuhi dengan buah-buahan, sungai yang airnya adalah air susu dan madu dan dipenuhi dengan bidadari, taman dan hamparan bunga yang harumnya tidak akan pernah bisa dibayangkan didunia ini. Bahkan disurga segala kebutuhan manusia akan tercukupi. Hal ini dikarenakan surga merupakan hadiah termewah dari Allah bagi manusia atas segala amalan ibadah serta perbuatan ia ketika masih hidup.

            Tidaklah sulit bagi manusia untuk dapat masuk surga, intinya adalah iman dan taqwa kepada Allah, serta amalan-amalan baik ketika didunia haruslah selalu dijalankan ketika manusia tersebut masih hidup. Inilah yang menjadi modal utama bagi manusia untuk dapat menikmati segala keindahan dan segala kemewahan surga.

            Allah tidak juga menutup pintu surga bagi manusia yang terlanjur kehidupannya dipenuhi dengan dosa. Karena Allah sungguh-sungguh maha pengampun dan maha pemurah. Disediakan taubat bagi manusia tersebut untuk memperbaiki segala kesalahan dan dosa-dosanya sehingga nanti setelah hari akhir bagi mereka yang mau bertaubat hanya kepada Allah, masih dibukakan pintu surga baginya.


Tingkatan dan nama-nama syurga ialah :
1. Janatul Firdaus
2. Janatul ‘Adn
3. Janatul Na’iim
4. Janatul Na’wa
5. Janatul Darussalaam
6. Janatul Daarul Muaqaamah
7. Janatul Al-Muqqamul Amin
8. Janatul Khuldi

NERAKA
 Tingkatan dan nama-nama neraka adalah :
1. Neraka Jahannam
2. Neraka Jahiim
3. Neraka Hawiyah
4. Neraka Wail
5. Neraka Sa’iir
6. Neraka Ladhaa
7. Neraka Saqar
8. Neraka Hutomah
Agama Islam — Ditulis, manusia kelak harus melewati sebuah jembatan kecil bila ingin menuju surga. Kalau tidak berhasil, dia akan terjatuh dan masuk ke api neraka Jahannam.
“Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, yang keras, yang tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan.” — At-Tahrim [66]:6

"Neraka mempunyai tujuh pintu, untuk masing-masing pintu di huni (sekelompok pendosa yang ditentukan)" (Qs al Hijr :44)
Diriwayatkan bahwa ketika Jibril turun membawa ayat di atas tadi, Nabi saw memintanya untuk menjelaskan kondisi neraka. Jibril menjawab: "Wahai Nabi Allah, sesungguhnya di dalam neraka ada tujuh pintu, jarak antara masing-masing pintu sejauh tujuh puluh tahun, dan setiap pintu lebih panas dari pintu yang lain, nama-nama pintu tersebut adalah:
1. Hawiyah (arti harfiahnya: jurang), pintu ini untuk kaum munafik dan kafir.
2. Jahim, pintu ini untuk kaum musyrik yang menyekutukan Allah.
3. Pintu ketiga untuk kaum sabian (penyembah api).
4. Lazza, pintu ini untuk setan dan para pengikutnya serta para penyembah api.
5. Huthamah (menghancurkan hingga berkeping-keping), pintu ini untuk kaum Yahudi.
6. Sa'ir (arti harfiahnya: api yang menyala-nyala), pintu ini untuk kaum kafir.

            Tatkala sampai pada penjelasan pintu yang ketujuh, Jibril terdiam. Nabi saw meminta Ia untuk menjelaskan pintu yang ketujuh, Jibril pun menjawab: "Pintu ini untuk umatmu yang angkuh"; yang mati tanpa menyesali dosa-dosa mereka.

            Lalu, Nabi saw mengangkat kepalanya dan begitu sedih, sampai beliau pingsan. Ketika siuman beliau berkata: "Wahai jibril, sesunggguhnya engkau telah menyebabkan kesusahanku dua kali lipat. Akankah umatku masuk Neraka?"

            Kemudian Nabi saw mulai menangis. Setelah kejadian itu, beliau tidak berbicara dengan siapapun selama beberapa hari, dan ketika sholat beliau menangis dengan tangisan yang sangat memilukan. Karena tangisannya ini, semua sahabat ikut menangis, kemudian mereka bertanya: "Mengapa beliau begitu berduka?" Namun beliau tidak menjawab.

            Saat itu, Imam Ali as sedang pergi melaksanakan satu misi, maka para sahabat pergi mengahadap sang wanita cahaya penghulu wanita syurga, Sayyidah Fathimah as, mereka mendatangi rumah suci beliau, dan pada saat itu Sayyidah Fatimah as sedang mengasah gerinda sambil membaca ayat "Padahal kehidupan akhirat itu lebih baik dan lebih kekal" (al-A'la:17). Para sahabat pun menceritakan keadaan ayahnya (Rasulullah saww). Setelah mendengar semua itu, Sayyidah Fatimah as bangkit lalu mengenakan jubahnya (cadur) yang memiliki dua belas tambalan yang dijahit dengan daun pohon korma. Salman al-Farisi yang hadir bersama orang-orang ini terusik hatinya setelah melihat jubah Sayyidah Fathimah as, lalu berkata: " Aduhai! Sementara putri-putri kaisar dan kisra (penguasa Persia kuno) duduk di atas singgasana emas, putri Nabi ini tidak mempunyai pakaian yang layak untuk dipakai".
   Ketika Sayyidah Fathimah as sampai di hadapan sang ayah, Ia melihat keadaannya yang menyedihkan dan juga keadaan para sahabatnya, kemudian ia berkata: "Wahai Ayahanda, Salman terkejut setelah melihat jubahku yang sudah penuh dengan robekan, aku bersumpah, demi tuhan yang telah memilihmu menjadi Nabi, sejak lima tahun lalu kami hanya memiliki satu helai pakaian di rumah kami, pada waktu siang kami memberi makan unta-unta dan pada waktu malam kami beristirahat, anak-anak kami tidur beralaskan kulit dengan daun-daun kering pohon kurma. Nabi berpaling ke arah Salman dan berkata "Apakah engkau memperhatikan dan mengambil pelajaran?"
Sayyidah Fathimah az-Zahra melihat -karena tangisan yang tidak terhenti- wajah Nabi menjadi pucat dan pipinya menjadi cekung. Sebagaimana yang di ceritakan oleh Kasyfi, bahwa bumi tempat beliau duduk telah menjadi basah dengan air mata. Sayyidah Fathimah as berkata kepada ayahnya, semoga hidupku menjadi tebusanmu, "Mengapa Ayahanda menangis?" Nabi saww menjawab, "Ya Fathimah, mengapa aku tidak boleh menangis?, karena sesungguhnya Jibril telah menyampaikan kepadaku sebuah ayat yang menggambarkan kondisi neraka. Neraka mempunyai tujuh pintu, dan pintu-pintu itu mempunyai tujuh puluh ribu celah api. Pada setiap celah ada tujuh puluh ribu peti mati dari api, dan setiap peti berisi tujuh puluh ribu jenis azab".

            Ketika Sayyidah Fathimah mendengar semua ini, beliau berseru, "Sesungguhnya orang yang dimasukkan kedalam api ini pasti menemui ajal". Setelah mengatakan ini beliau pingsan. Ketika siuman, beliau as berkata, "Wahai yang terbaik dari segala mahluk, siapakah yang patut mendapat azab yang seperti itu?" Nabi saww menjawab, "Umatku yang mengikuti hawa nafsunya dan tidak memelihara sholat, dan azab ini tidak seberapa bila dibandingkan dengan azab-azab yang lainya.

            Setelah mendengar ucapan ini setiap sahabat Nabi saww menangis dan meratap, "Derita perjalanan alam akhirat sangat jauh, sedangkan perbekalan sangat sedikit". Sementara sebagian lagi menangis dan meratap, "Aduhai seandainya ibuku tidak melahirkanku, maka aku tidak akan mendengar tentang azab ini", Ammar bin Yasir berkata, "Andaikan aku seekor burung, tentu aku tidak akan ditahan (di hari kiamat) untuk di hisab". Bilal yang tidak hadir di sana datang kepada Salman dan bertanya sebab-sebab duka cita itu, Salman menjawab, "Celakalah engkau dan aku, sesungguhnya kita akan mendapat pakaian dari api, sebagai pengganti dari pakaian katun ini dan kita akan diberi makan dengan zaqqum (pohon beracun di Neraka).
Maha adil Allah, begitu demokratisnya memberikan kebebasan pada manusia untuk memilih.. antara iman & kufur, dengan tanpa ada paksaan " laa ikrooha fiddin..".
Akhirnya pilihan yang kita ambil, mendapatkan konsekuensi adil dari dzat yang maha adil. Jalan menuju sorga berliku nan mendaki tapi saat sampai tujuan, maka akan mendapatkan keindahan yang "tidak pernah dilihat oleh mata, tidak pernah didengar oleh telinga, tidak dapat dibayangkan oleh hati. Sedangkan jalan menuju neraka, indah mempesona..akhirnya sampai pada kondisi yang mengerikan..

 Jembatan Neraka Lebih Tipis Dari Rambut Lebih Tajam Dari Pedang


Salah satu peristiwa dahsyat  yang bakal dialami oleh setiap orang yang telah mengucapkan ikrar syahadat Tauhid ialah keharusan menyeberangi suatu jembatan yang dibentangkan di atas kedua punggung neraka jahannam. Ia tidak saja dialami oleh ummat Islam dari kalangan ummat Nabi Muhammad shollallahu ’alaih wa sallam, melainkan semua orang beriman dari ummat para Nabi sebelumnya juga wajib mengalaminya. Peristiwa ini akan dialami oleh setiap orang beriman, baik mereka yang imannya sejati maupun yang berbuat banyak maksiat termasuk kaum munafik.  Menurut sebagian ahli tafsir peristiwa menyeberangi jembatan di atas neraka telah diisyaratkan Allah di dalam Al-Qur’anul Karim.
”Dan tidak ada seorangpun daripadamu, melainkan mendatangi neraka itu. Hal itu bagi Tuhanmu adalah suatu kemestian yang sudah ditetapkan. Kemudian Kami akan menyelamatkan orang-orang yang bertakwa dan membiarkan orang-orang yang zalim di dalam neraka dalam keadaan berlutut.” (QS Maryam ayat 71)
Maksud dari kata ”mendatangi” ialah melintas di atas Neraka Jahannam  dengan menyeberangi jembatan tersebut. Semua orang beriman –bagaimanapun kualitas imannya-  pasti mengalaminya. Hanya saja Allah jamin keselamatan bagi mereka yang imannya sejati (orang-orang bertaqwa). Dan adapun mereka yang imannya bermasalah (orang-orang zalim/kaum munafik) akan jatuh tergelincir ke dalam Neraka Jahannam saat melintasinya.
Dalam sebuah hadits bahkan secara lebih detail Nabi shollallahu ’alaih wa sallam  menggambarkan keadaan jembatan dimaksud. Jembatan itu lebih tipis dari sehelai rambut dan lebih tajam dari sebilah pedang. Laa haula wa laa quwwata illa billah...! Betapa sulitnya bagi kita untuk berjalan menyeberang di atasnya. Tetapi Allah Maha Perkasa sekaligus Maha Bijaksana. Allah akan berikan bekal bagi orang-orang yang imannya sejati untuk sanggup melintas di atas jembatan tersebut. Beginilah gambaran Rasulullah shollallahu ’alaih wa sallam mengenai jembatan tersebut dengan kejiadian-kejadian yang menyertainya:
“Dan Neraka Jahannam itu memiliki jembatan yang lebih tipis dari rambut dan lebih tajam dari pedang. Di atasnya ada besi-besi yang berpengait dan duri-duri yang mengambil siapa saja yang dikehendaki Allah. Dan manusia di atas jembatan itu ada yang (melintas) laksana kedipan mata, ada yang laksana kilat dan ada yang laksana angin, ada yang laksana kuda yang berlari kencang dan ada yang laksana onta berjalan. Dan para malaikat berkata: ”Ya Allah, selamatkanlah. Selamatkanlah.”  Maka ada yang selamat, ada yang tercabik-cabik lalu diselamatkan dan juga ada yang digulung dalam neraka di atas wajahnya.” (HR Ahmad 23649)
Jadi, menurut hadits di atas ada mereka yang bakal menyeberanginya dengan selamat dan ada yang menyeberanginya dengan selamat namun harus mengalami luka-luka dikarenakan terkena sabetan duri-duri yang mencabik-cabik tubuhnya. Lalu ada pula mereka yang gagal menyeberanginya hingga ujung. Mereka terpeleset, tergelincir sehingga terjatuh dan terjerembab dengan wajahnya ke dalam neraka yang menyala-nyala di bawah jembatan. Na’udzubillahi min dzaalika...!
Lalu bagaimana seseorang dapat menyeberanginya dengan selamat? Nabi shollallahu ’alaih wa sallam menjelaskan bahwa pada saat peristiwa menegangkan itu sedang berlangsung para Nabi dan para malaikat sibuk mendoakan keselamatan bagi orang-orang beriman. Mereka berdoa: ”Rabbi sallim. Rabbi sallim. (Ya Rabbi, selamatkanlah. Ya Rabbi, selamatkanlah).” Selanjutnya Allah akan memberikan cahaya bagi setiap orang. Baik mereka yang beriman sejati, mereka yang banyak berbuat dosa, maupun yang munafik sama-sama memperolehnya. Namun ketika sedang melintasi jembatan tersebut orang-orang yang imannya emas akan terus ditemani dan diterangi oleh cahaya tersebut hingga selamat sampai ke ujung penyeberangan. Sedangkan orang-orang munafik hanya sampai setengah perjalanan melintas jembatan tersebut tiba-tiba Allah mencabut cahaya yang tadinya menerangi mereka sehingga mereka berada dalam kegelapan lalu terjatuhlah mereka dari atas jembatan shirath ke dalam api menyala-nyala Neraka Jahannam. Na’udzubillahi min dzaalika...!
“Allah akan memanggil umat manusia di akhirat nanti dengan nama-nama mereka ada tirai penghalang dari-Nya. Adapun di atas jembatan Allah memberikan cahaya kepada setiap orang beriman dan orang munafiq. Bila mereka telah berada ditengah jembatan, Allah-pun segera merampas cahaya orang-orang munafiq. Mereka menyeru kepada orang-orang beriman: ”Tunggulah kami supaya kami dapat mengambil sebagian dari cahaya kamu.” (QS Al-Hadid ayat 13) Dan berdoalah orang-orang beriman: ”Ya Rabb kami, sempurnakanlah untuk kami cahaya kami.”(QS At-Tahrim ayat 8)  Ketika itulah setiap orang tidak akan ingat orang lain.” (HR Thabrani 11079)
Saudaraku, sungguh pemandangan yang sangat mendebarkan. Pantaslah bila Nabi shollallahu ’alaih wa sallam menyatakan bahwa saat peristiwa menyeberangi jembatan di atas Neraka Jahannam sedang berlangsung setiap orang tidak akan ingat kepada orang lainnya. Sebab semua orang sibuk memikirkan keselamatannya masing-masing.
Ya Allah, bersihkanlah hati kami dari kemunafikan, dan ‘amal perbuatan kami dari riya dan lisan kami dari dusta serta pandangan mata kami dari khianat. Sesungguhnya Engkau Maha Tahu khianat pandangan mata dan apa yang disembunyikan hati.

Gambaran Dahsyatnya Siksa Neraka dalam Al-Qur'an

Oleh: Badrul Tamam
Kalau kita perhatian dalam kehidupan Nabi kita Muhammad shallallahu 'alaihi wasallam, kita dapatkan beliau tidak pernah berhenti dari mengingat dan membicarakan neraka. Pada setiap pagi dan sore hari, beliau shallallahu 'alaihi wasallam tidak pernah berhenti berlindung kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala dari neraka. Contohnya nyatanya kita dapatkan dalam dzikir pagi dan sore hari, di dalamnya terdapat isti’adzah (doa mohon perlindungan) kepada Allah dari neraka. Yaitu:
أَصْبَحْنَا وَأَصْبَحَ الْمُلْكُ لِلَّهِ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ لَا إِلَهَ إِلَّا اللَّهُ وَحْدَهُ لَا شَرِيكَ لَهُ  لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَيْءٍ قَدِيرٌ رَبِّ أَسْأَلُكَ خَيْرَ مَا فِي هَذَا اليَومِ وَخَيْرَ مَا بَعْدَهُ وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ شَرِّ مَا فِي هَذَا اليَومِ وَشَرِّ مَا بَعْدَهُ رَبِّ أَعُوذُ بِكَ مِنْ الْكَسَلِ وَسُوءِ الْكِبَرِ رَبِّ أَعُوذُ بِكَ مِنْ عَذَابٍ فِي النَّارِ وَعَذَابٍ فِي الْقَبْرِ
Kami telah memasuki waktu pagi dan kerajaan hanya milik Allah. Dan segala puji bagi Allah, tiada tuhan (yang berhak diibadahi) kecuali Allah semata yang tidak ada sekutu bagi-Nya. Kepunyaan-Nya kerajaan dan bagi-Nya pula segala pujian, dan Dia Mahakuas atas segala sesuatu. Ya Rabbi, aku memohon kepada-Mu kebaikan di hari ini dan kebaikan sesudahnya, aku juga berlindung kepada-MU dari keburukan di hari ini dan keburukan sesudahnya. Ya Rabbi, aku berlindung kepada-Mu dari kemalasan dan kejelekan di hari tua (pikun). Ya Rabbi, aku berlindung kepada-Mu dari adzab di neraka dan adzab di kubur.” (HR. Muslim)
Maka sangat jelas, bahwa Nabi shallallahu 'alaihi wasallam setiap hari, pada pagi dan sore hari, senantiasa berlindung kepada Allah Jalla wa ‘Alaa dari neraka.
Begitu juga kita dapatkan, sesudah bertahiyat - sebelum salam, Nabi shallallahu 'alaihi wasallam berlindung kepada Allah dari neraka. Beliau mengajari kita agar membaca,
اللَّهُمَّ إِنِّي أَعُوذُ بِكَ مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ وَمِنْ عَذَابِ النَّارِ وَمِنْ فِتْنَةِ الْمَحْيَا وَالْمَمَاتِ وَمِنْ فِتْنَةِ الْمَسِيحِ الدَّجَّالِ
Ya Allah, sesungguhnya aku berlindung kepada-Mu dar siksa kubur dan siksa neraka, dari fitnah hidup dan fitnah mati serta dari fitnah al-Masih Dajjal.” (HR. Bukhari dan Muslim)
Bahkan mengingat neraka tidak luput dari beliau sampai saat sebelum tidur. Ya sampai sebelum tidur. Adalah Nabi shallallahu 'alaihi wasallam apabila beranjak tidur maka beliau meletakkan telapak tangan kanan beliau di bawah pipi kanan, lalu berdoa:
رَبِّ قِنِي عَذَابَكَ يَوْمَ تَبْعَثُ عِبَادَكَ
Ya Rabb-ku, selamatkan aku dari siksa-Mu pada hari Engkau membangkitkan hamba-hamba-Mu.” (HR. Al-Tirmidzi dan Ahmad) terkadang beliau shallallahu 'alaihi wasallam membacanya sekali dan terkadang tiga kali.
Bahkan doa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam yang paling sering beliau baca, sebagaimana yang disampaikan oleh Anas bin Malik radhiyallahu 'anhu berisi memohon perlindungan dari neraka,
رَبَّنَا آَتِنَا فِي الدُّنْيَا حَسَنَةً وَفِي الْآَخِرَةِ حَسَنَةً وَقِنَا عَذَابَ النَّارِ
"Ya Tuhan kami, berilah kami kebaikan di dunia dan kebaikan di akhirat dan peliharalah kami dari siksa neraka." (QS. Al Baqarah: 201)
Jadi mengingat neraka memiliki bagian besar dalam kehidupan Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, baik dalam pikiran ataupun hati beliau. Beliau tidak pernah terputus dari mengingat neraka. Seperti inilah seharusnya seorang muslim, senantiasa mengingat neraka. Setiap saat harusnya dia mendengarkan ceramah tentang neraka atau membaca kitab yang menerangkan tentang dahsyatnya neraka. Kenapa? Supaya kita bertambah takut kepada Allah Subhanahu wa Ta'ala sehingga dalam kehidupan ini kita tidak tenggelam dalam kenikmatan dunia, syahwat dan kemaksiatan sampai lupa akan akhirat.
Neraka dalam Al-Qur’an
Berikut ini kami suguhkan tentang gambaran neraka dalam Al-Qur’an. Di antaranya adalah firman Allah Ta’ala:
هَذَانِ خَصْمَانِ اخْتَصَمُوا فِي رَبِّهِمْ فَالَّذِينَ كَفَرُوا قُطِّعَتْ لَهُمْ ثِيَابٌ مِنْ نَارٍ يُصَبُّ مِنْ فَوْقِ رُءُوسِهِمُ الْحَمِيمُ
Inilah dua golongan (golongan mukmin dan golongan kafir) yang bertengkar, mereka saling bertengkar mengenai Tuhan mereka. Maka orang kafir akan dibuatkan untuk mereka pakaian-pakaian dari api neraka. Disiramkan air yang sedang mendidih ke atas kepala mereka.” (QS. Al-Hajj: 19)
Para penghuni neraka akan dikenakan untuk mereka pakaian dari aspal yang lalu dibakar dengan api neraka . Tidak cukup itu saja, al-hamim (air yang sedang mendidih dan sangat panas) akan disiramkan ke atas kepala mereka, kita berlindung kepada Allah dari menjadi ahli neraka!
Kita bisa bayangkan, kalau saja kita diletakkan pada satu tempat, lalu dari atas turun setetes demi setetes air dalam jangka waktu tertentu, sehari, seminggu, sebulan. Setiap detik air menetes dan mengenai kepala kita. Apa yang akan terjadi? Kita akan tersiksa dengan sendirinya dan bisa menjadi gila, lalu bagimana kalau yang disiramkan itu adalah air mendidih neraka yang panasnya berlipat-lipat dari panasnya dunia.
Kemudian Allah melanjutkan,
يُصْهَرُ بِهِ مَا فِي بُطُونِهِمْ وَالْجُلُودُ
Dengan air itu dihancur luluhkan segala apa yang ada dalam perut mereka dan juga kulit (mereka).” (QS. Al-Hajj: 20) betapa dahsyatnya panas air tersebut. Saat disiramkan di atas kepala, maka air tersebut akan menghancurkan isi perut; daging, lemak, dan ususnya. Yakni isi perutnya meleleh karena panasnya air neraka yang mendidih tersebut. Sehinggapun kulit mereka juga meleleh. Kita memohon keselamatan kepada Allah dari beratnya siksa neraka.
Selanjutnya Allah berfirman,
وَلَهُمْ مَقَامِعُ مِنْ حَدِيدٍ
Dan untuk mereka cambuk-cambuk dari besi.” (QS. Al-Hajj: 21) Maqami’ itu semacam palu atau martil dari besi yang dipukulkan ke kepala mereka. Maka ketika mereka hendak keluar dari neraka, dipukulkan martil-martil tersebut di atas kepala mereka supaya siksa tidak terputus dari mereka. “Setiap kali mereka hendak keluar dari neraka lantaran kesengsaraan mereka, niscaya mereka dikembalikan ke dalamnya. (Kepada mereka dikatakan): "Rasailah adzab yang membakar ini".” (QS. Al-Hajj: 22)
Dalam ayat lain, Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman,
كَمَنْ هُوَ خَالِدٌ فِي النَّارِ وَسُقُوا مَاءً حَمِيمًا فَقَطَّعَ أَمْعَاءَهُمْ
Sama dengan orang yang kekal dalam neraka dan diberi minuman dengan air yang mendidih sehingga memotong-motong ususnya?” (QS. Muhammad: 15) ya benar, mereka dipaksa meminum air neraka yang sedang mendidih dan sangat panas menghancurkan.
Jadi tidak cukup hanya disiramkan ke atas kepala mereka, namun al-hamim (air neraka yang sedang mendidih dan sangat panas) tersebut diminumkan kepada mereka sehingga usus-usus mereka terpotong-potong, tercabik-cabik dan hancur berantakan. Ya Allah, jauhkan kami dari siksa neraka!. 
Sesungguhnya panasnya api neraka Jahannam tidak tertandingi. Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam mengabarkan, panasnya lebih dari 70 kali dari panasnya api dunia yang paling panas.
Satu contoh permisalah yang tak mungkin bisa menyamai dengan neraka. Seandainya kita dipaksa meminum secangkir kopi atau teh yang sedang mendidih dengan segera, apa yang akan terjadi? Lidah dan mulut kita akan melepuh, dan boleh jadi usus kita juga akan meradang dan putus. Lalu bagaimana kalau yang diminumkan adalah air neraka yang sedang mendidih dan memiliki panas yang tak terhingga.
Orang yang kekal dalam neraka dan diberi minuman dengan air yang mendidih sehingga memotong-motong ususnya?” Coba bayangkan keadaan ahli neraka yang dijelaskan ayat ini! karenanya benar-lah sabda Nabi shallallahu 'alaihi wasallam, “Kalau kalian tahu apa yang aku ketahui, pasti kalian akan sedikit tertawa dan banyak menangis.” Masalahnya, kita tidak mengetahui sebagaimana yang diketahui oleh beliau shallallahu 'alaihi wasallam.
Allah Subhanahu wa Ta'ala menggambarkan tentang tikar dan selimut ahli neraka,
لَهُمْ مِنْ جَهَنَّمَ مِهَادٌ وَمِنْ فَوْقِهِمْ غَوَاشٍ
Mereka mempunyai tikar tidur dari api neraka dan di atas mereka ada selimut (api neraka).” (QS. Al-A’raf: 41) dari bawah penghuni neraka ada tikar yang terbuat dari api neraka, sedangkan dari atasnya mereka diselimuti dengan selimut dari neraka juga. Dari sini, dapat kita padukan dengan ayat-ayat yang lain, bahwa para penghuni neraka akan dipakaikan baju dari aspal neraka yang lalu dibakar, tikar dari neraka, selimut dari neraka, dan juga cambuk (martil) dari besi.
Pada ayat lain, Allah Ta’ala menyebutkan tentang angan-angan para penghuni neraka, yaitu kematian. Mereka ingin sekali mati sehingga tidak merasakan adzab neraka yang maha dashsyat. Hal ini sebanding dengan angan-angan mereka di dunia, yaitu mereka berangan dan berhayal dapat hidup seribu tahun atau lebih. Mereka sangat cinta kepada kehidupan dunia. Sedangkan di akhriat mereka sangat-sangat berharap bisa mati. Kita berlindung kepada Allah dari menjadi bagian orang-orang kafir.
وَالَّذِينَ كَفَرُوا لَهُمْ نَارُ جَهَنَّمَ لَا يُقْضَى عَلَيْهِمْ فَيَمُوتُوا وَلَا يُخَفَّفُ عَنْهُمْ مِنْ عَذَابِهَا
Dan orang-orang kafir bagi mereka neraka Jahanam. Mereka tidak dibinasakan sehingga mereka mati dan tidak (pula) diringankan dari mereka adzabnya.” (QS. Faathir: 36) Yakni, dia tidak mati dan tidak akan diringankan adzabnya. Berbeda dengan siksa manusia di dunia, berapa tahun dan seberapa hebat mereka menyiksa sesama manusia? Penyiksanya bisa bertaham menyiksa paling hanya satu atau dua jam secara berturut-turut lalu istirahat. Pun dia masih butuh makan, minum, buang air dan kebutuhan lainnya sehingga siksa akan berkurang atau dihentikan sementara. Dan ujung dari siksaannya adalah kematian. Sedangkan di neraka, adzab tidak akan dihentikan barang sejenak, karena yang menyiksa adalah para malaikat yang sudah Allah bekali dengan kekuatan luar bisa dan sangat menyeramkan. Mereka tidak mengenal lelah atau capek sehingga tidak ada istirahat dari siksa bagi penghuni neraka. Setiap detik, setiap menit dan setiap jam penghuni neraka disiksa tanpa henti dan mereka tidak bisa mati. “Setiap kali kulit mereka hangus, Kami ganti kulit mereka dengan kulit yang lain, supaya mereka merasakan adzab.” (QS. Al-Nisa’: 56).
Karena itulah, wahai saudaraku seiman, kita harus senantisa mengingat akan neraka, berlindung kepada Allah 'Azza wa Jalla dari siksa neraka yang luar biasa. Di dalamnya tidak ada kematian, sebagaimana Allah kisahkan tentang permintaan penghuni neraka kepada Malaikat Malik sang penjaga neraka,
وَنَادَوْا يَا مَالِكُ لِيَقْضِ عَلَيْنَا رَبُّكَ
Mereka berseru: "Hai Malik, biarlah Tuhanmu membunuh kami saja".” (QS. Al-zukhruf: 77)
Maka Malikat Malik menjawab, "Kamu akan tetap tinggal (di neraka ini). Sesungguhnya Kami benar-benar telah membawa kebenaran kepada kamu tetapi kebanyakan di antara kamu benci pada kebenaran itu.” (QS. Al-Zukhruf: 77-78)
Sesungguhnya siksa neraka jahannam tidak bisa dibayangkan. Kedahsyatannya melebihi dari setiap gambaran manusia tentang berat dan dahsyatnya siksa, “Maka pada hari itu tiada seorang pun yang menyiksa seperti siksa-Nya,” (QS. Al-Fajr: 25). Tidak seorang pun yan menyiksa bisa menyamai siksa Allah Subhanahu wa Ta'ala.
Sesungguhnya masih banyak ayat lain yang menceritakan tentang kengerian dan dahsyatnya siksa neraka. Maka bagi setiap mukmin agar merenungi ayat-ayat tersebut dan sering membaca keterangan-keterangan tentang neraka, minimal satu bulan sekali. Kalau bisa, lebih banyak dari itu, agar hati ini takut dan khawatir terhadapnya. Sehingga dia akan bertakwa kepada Allah dan menjauhi segala laranganNya. Kemaksiatan ditinggalkan sedangkan kewajiban dijalankan dengan semestinya.
Ya Allah kami berlindung kepada-Mu dari siksa neraka dan segala hal yang bisa mendekatkan kepadanya dari perkataan dan perbuatan. Ya Allah peliharalah kami dari siksa neraka, sungguh kami tidak sanggup menahannya dan kuasa menjalaninya. Amin, ya Rabbal a’lamin!

Beginilah gambaran penghuni SURGA dalam Al-Quran & Sunnah!


بسم الله الرحمن الرحيم
Sungguh kenikmatan-kenikmatan dalam al jannah tidak akan dicapai oleh indera manusia. Belum pernah dilihat oleh penglihatan siapa pun, belum pernah didengar oleh pendengaran siapa pun, dan belum pula terbetik dalam hati siapa pun. Demikianlah yang dikhabarkan Baginda Nabi Muhammad shalallahu ‘alaihi wasallam dalam hadits yang diriwayatkan shahabat Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu:
“Allah berfirman (artinya): ”Aku telah sediakan bagi hamba-hamba-Ku yang shalih (kenikmatan Al jannah) yang belum pernah dilihat mata, didengar telinga, serta terlintas di hati manusia. (HR. Muslim no. 2824)
Kenikmatan-kenikmatan itu menggambarkan, rahmat Allah subhanahu wata’ala itu betapa luas tanpa batas, bagaikan hamparan tiada bertepi. Yang Allah subhanahu wata’ala sedialam bagi hamban-hamba-Nya yang shalih. Tapi itu bukan semata-mata hasil amal shalih yang dilakukan oleh seorang hamba, sekalipun ia seorang nabi. Bahkan Nabi Muhammad shalallahu ‘alaihi wasallam sebagai Imamul Anbiya’ (pemimpin para nabi), ia adalah orang yang pertama kali mengetuk pintu al jannah, hal itu bukan semata disebabkan amal shalih yang ia usahakan, namun berkat rahmat Allah subhanahu wata’ala.
فَإِنَّهُ لَنْ يُدْخِلَ الْجَنَّةَ أَحَدًا عَمَلُهُ قَالُوا وَلاَ أَنْتَ يَا رَسُولَ اللَّهِ ؟ قَالَ: وَلاَ أَنَا إِلاَّ أَنْ يَتَغَمَّدَنِيَ اللَّهُ مِنْهُ بِرَحْمَةٍ
“Sungguh bukanlah seseorang itu masuk al jannah karena amalannya. Para shahabat bertanya: “Demikian juga engkau wahai Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam Beliau berkata: “Demikian juga saya, melainkan Allah subhanahu wata’ala melimpahkan rahmat-Nya kepadaku. (HR. Al Bukhari no. 6463 dan Muslim no. 2816)
Ciri Fisik Penghuni Al Jannah
Penghuni al jannah memiliki ciri-ciri khusus. Diantaranya;
Berperawakan seperti Adam. Dari shahabat Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu, Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
فَكُلُّ مَنْ يَدْخُلُ الْجَنَّةَ عَلَى صُورَةِ آدَمَ وَطُولُهُ سِتُّونَ ذِرَاعًا فَلَمْ يَزَلْ الْخَلْقُ يَنْقُصُ بَعْدَهُ حَتَّى اْلآنَ
“Maka setiap orang yang masuk al jannah wajahnya seperti Adam dan tingginya 60 hasta, setelah Adam manusia terus mengecil hingga sampai sekarang.” (Muttafaqun ‘alaihi)
Berusia masih muda. Dari shahabat Syahr bin Husyab radhiallahu ‘anhu, Rasulullah bersabda:
يَدْخُلُ أَهْلُ الْجَنَّةِ الْجَنَّةَ جُرْدًا مُرْدًا مُكَحَّلِينَ أَبْنَاءَ ثَلاَثِينَ أَوْ ثَلاَثٍ وَثَلاَثِينَ سَنَةً
“Penghuni al jannah akan masuk ke dalam al jannah dengan keadaan rambut pendek, jenggot belum tumbuh, mata bercelak, dan berusia tiga puluh tahun atau tiga pulu tiga tahun.” (HR. At Tirmidzi no. 2468, dihasankan Asy Syaikh Al Albani. Keraguan ini berasal dari perawi, namun dalam riwayat Ahmad, Ibnu Abi Dunya, Ath Thabarani dan Al Baihaqi dengan riwayat tegas tanpa ada keraguan yaitu berusia 33 tahun. Lihat Tuhfatul Ahwadzi 7/215)
Orang Yang Pertama Mengetuk Pintu Al Jannah
Orang pertama kali yang mengetuk pintu al jannah, lalu membukanya dan kemudian memasukinya adalah Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam. Dari shahabat Anas bin Malik radhiallahu ‘anhu, Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
أَنَا أَكْثَرُ اْلأَنْبِيَاءِ تَبَعًا يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَأَنَا أَوَّلُ مَنْ يَقْرَعُ بَابَ الْجَنَّةِ
“Saya adalah orang yang paling banyak pengikutnya pada Hari Kiamat dan saya adalah orang yang pertama kali mengetuk pintu Al Jannah.” (HR. Muslim no. 196)
Masih dari shahabat Anas bin Malik namun dalam riwayat At Tirmidzi, dengan lafadz:
“Saya adalah orang yang pertama kali keluar jika mereka dibangkitkan. Saya adalah orang pertama kali bicara, jika mereka diam. Saya adalah pemimpin mereka, jika mereka dikirim. Saya adalah pemberi syafaat kepada mereka, jika mereka tertahan. Saya adalah pemberi berita gembira, jika mereka putus asa. Panji pujian ada digenggaman tanganku. Kunci-kunci al jannah ada ditanganku. Saya adalah keturunan Adam yang paling mulia di sisi Rabb-ku dan tidak ada kebanggaan melebihi hal ini. Saya dikelilingi seribu pelayan setia laksana mutiara yang tersimpan.”
Umat Yang Pertama Kali Masuk Al Jannah Dan Ciri-Cirinya
Sekalipun umat Islam ini adalah umat terakhir, namun Allah subhanahu wata’ala (dengan rahmat-Nya yang luas) memilihnya sebagai umat yang pertama kali masuk al jannah. Dari shahabat Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu, Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
نَحْنُ اْلآخِرُونَ اْلأَوَّلُونَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ وَنَحْنُ أَوَّلُ مَنْ يَدْخُلُ الْجَنَّةَ بَيْدَ أَنَّهُمْ أُوتُوا الْكِتَابَ مِنْ قَبْلِنَا وَأُوتِينَاهُ مِنْ بَعْدِهِمْ
“Kita adalah umat terakhir namun paling awal pada hari kiamat. Kita adalah umat yang pertama kali masuk al jannah, meskipun mereka diberi kitab sebelum kita, dan kita diberi kitab sesudah mereka.” (HR. Muslim no. 855)
Selain itu, Allah subhanahu wata’ala pun menampilkan umat Islam dengan penampilan yang amat indah. Masih dari shahabat Abu Hurairah radhiallahu ‘anhu, Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
إِنَّ أَوَّلَ زُمْرَةٍ يَدْخُلُونَ الْجَنَّةَ عَلَى صُورَةِ الْقَمَرِ لَيْلَةَ الْبَدْرِ ثُمَّ الَّذِينَ يَلُونَهُمْ عَلَى أَشَدِّ كَوْكَبٍ دُرِّيٍّ فِي السَّمَاءِ إِضَاءَةً
“Rombongan pertama yang masuk Al Jannah laksana bulan purnama, sedangkan rombongan berikutnya bagaikan bintang yang paling berkilau di langit.”
(HR. Al Bukhari no. 3327, Muslim no. 2824)
Orang Fakir Miskin Lebih Dahulu Masuk Al Jannah
Lalu siapakah diantara umat Islam yang pertama kali masuk al jannah? Hal yang sama pernah Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam tanyakan kepada para shahabatnya. Seraya mereka menjawab: “Allah dan Rasul-Nya yang lebih tahu.” Barulah Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam menjelaskan: “Mereka adalah kaum faqir Muhajirin yang terlindungi dari hal-hal yang dibenci. Salah seorang dari mereka meninggal dunia sementara kebutuhannya masih ada di dadanya namun ia tidak mampu menunaikannya. Para Malaikat berkata: ” Ya Rabb-kami, kami adalah para malaikat-Mu, penjaga-Mu, dan penghuni langit-Mu, janganlah Engkau dahulukan mereka daripada kami memasuki jannah-Mu! Allah subhanahu wata’ala berfirman: “Mereka adalah hamba-hamba-Ku yang tidak menyekutukan-Ku dengan sesuatu apapun. Mereka terlindungi dari hal-hal yang dibenci. Ada salah seorang diantara mereka meninggal dunia sementara kebutuhannya masih ada di dadanya yang tidak mampu ia tunaikan. Mendengar jawaban Allah seperti itu, para malaikat segera masuk ketempat mereka dari semua pintu seraya berkata,” Salam sejahtera untuk kalian atas kesabaran kalian. Ini adalah sebaik-baik tempat tinggal.” (HR. Ahmad dan At Thabarabi, dari shahabat Abdullah bin Umar)
Sementara dalam riwayat Al Imam Muslim dan At Tirmidzi menjelaskan selisih waktu antara rombongan orang-orang fakir dengan orang-orang kaya masuk ke dalam al jannah. Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
إِنَّ فُقَرَاءَ الْمُهَاجِرِينَ يَسْبِقُونَ اْلأَغْنِيَاءَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ إِلَى الْجَنَّةِ بِأَرْبَعِينَ خَرِيفًا
“Orang-orang fakir kaum Muhajirin masuk Al Jannah mendahului orang-orang kaya dari mereka, dengan selisih waktu 40 tahun.” (HR. Muslim no. 2979)
Istri-istri Penghuni Al Jannah, Pesona, Ciri-Ciri Dan Kecantikannya
Allah subhanahu wata’ala berfirman (artinya):
“Dan sampaikanlah berita gembira kepada mereka yang beriman dan berbuat baik, bahwa bagi mereka disediakan surga-surga yang mengalir sungai-sungai di dalamnya. Setiap mereka diberi rezeki buah-buahan dalam surga-surga itu, mereka mengatakan: “Inilah yang pernah diberikan kepada kami dahulu.” Mereka diberi buah-buahan yang serupa dan untuk mereka di dalamnya ada isteri-isteri yang suci dan mereka kekal di dalamnya”. (Al Baqarah: 25)
Pada ayat di atas Allah subhanahu wata’ala memadukan antara kenikmatan fisik berupa al jannah beserta taman-taman dan sungai-sungai di dalamnya, dengan kebahagian jiwa berupa bidadari-bidadari sebagai istri-istri yang suci lagi penyejuk mata bagi mereka. Dan Allah subhanahu wata’ala memastikan bagi mereka keberlangsungan kehidupan yang abadi tiada pernah terputus sedikitpun.
Mereka dipingit di kemah-kemah dalam keadaan putih bersih nan jelita. Allah subhanahu wata’ala berfirman (artinya): “(Bidadari-bidadari) yang jelita, putih bersih, dipingit dalam kemah.” (Ar Rahman: 72)
Mereka memiliki akhlak yang bagus nan indah sebagaimana kecantikan pesona wajah-wajah mereka. Allah subhanahu wata’ala berfirman (artinya): “Di dalam surga itu ada bidadari-bidadari yang (berakhlak) baik-baik lagi cantik-cantik.” (Ar Rahman: 70)
Mereka berusia sebaya, selalu tampil dalam keadaan perawan, penuh pesona dan cinta. Allah subhanahu wata’ala berifirman (artinya): “Dan Kami jadikan bidadari-bidadari itu perawan. Penuh cinta kasih lagi sebaya umurnya. Kami ciptakan mereka untuk golongan kanan.” (Al Waqi’ah: 36-38)
Penghuni Yang Masuk Al Jannah Paling Akhir
Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
“Sesungguhnya aku tahu penghuni neraka yang paling akhir keluar dari neraka dan penghuni al jannah yang paling akhir masuk al jannah. Dia keluar dari neraka dengan merangkak. Allah berfirman kepadanya, ‘Pergilah ke al jannah (surga) dan masuklah ke dalamnya!’ Orang tersebut bergegas pergi ke jannah dan tergambar dalam pikirannya bahwa al jannah itu telah penuh sesak. Maka ia pun kembali dan berkata kepada Allah, ‘Wahai Rabbku, aku dapati al jannah telah penuh!’ Allah pun berfirman kepadanya, ‘Pergilah ke al jannah dan masuklah ke dalamnya! Sesungguhnya engkau berhak atas nikmat sebesar dunia dan sepuluh kali lipatnya.’ Orang tersebut berkata, ‘Wahai Rabbku, apakah Engkau mengejekku dan menertawakanku, karena Engkau Sang Raja Penguasa?”
Abdullah bin Mas’ud berkata: “Kulihat Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam tertawa hingga terlihat gigi gerahamnya.” Beliau bersabda: “Itulah derajat penghuni al jannah yang paling rendah.” (HR. Al Bukhari no. 6571 dan Muslim no. 186)
Penghuni Al Jannah Melihat Rabb Mereka Dengan Mata Kepalanya
Kenikmatan tertinggi di dalam al jannah adalah melihat wajah Rabbul ‘alamin. Allah subhanahu wata’ala berfirman (artinya):
“Allah menyeru (manusia) ke darussalam (surga), dan menunjuki orang yang dikehendaki-Nya kepada jalan yang lurus (Islam). Bagi orang-orang yang berbuat baik, ada pahala yang terbaikb berupa surga dan ada tambahannya. Dan wajah mereka tidak ditutupi debu hitam dan tidak (pula) dengan kehinaan. Mereka Itulah penghuni syurga, mereka kekal di dalamnya.” (Yunus: 25-26)
Yang dimaksud dengan ada tambahannya pada ayat di atas yaitu berupa kenikmatan melihat Allah subhanahu wata’ala. Hal ini sebagaimana yang dijelaskan Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam dalam sabdanya: “Jika telah masuk penduduk al jannah ke dalam al jannah. Allah subhanahu wata’ala berkata: “Apakah kalian ingin tambahan dari-Ku. Mereka seraya menjawab: “Bukankah Engkau telah menjadikan wajah-wajah kami bercahaya? Bukankah Engkau telah memasukkan kami ke dalam al jannah (surga) dan menyelamatkan dari an nar (neraka). Kemudian Allah subhanahu wata’ala membuka hijab-Nya. Maka tidaklah mereka diberi nikmat yang lebih mereka sukai dibanding dengan melihat Allah subhanahu wata’ala. (HR. Muslim no. 181)
Akhir kata, demikianlah tamasya kita untuk menengok sebagian keindahan para penghuni al jannah. Dengan sebuah harapan dapat mendorong kita untuk selalu berpacu dalam beramal shalih. Tuk meraih tamasya yang hakiki yang penuh dengan kenikmatan yang abadi. Amien, Ya Rabbal ‘alamin.
Do’a Mohon Dimasukkan Al Jannah dan Dijauhkan dari An Naar
Diriwayatkan dari Ummul Mukminin ‘Aisyah, bahwasanya Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam berdo’a:
اللهم إِنِّي أَسْأَلُكَ الْجَنَّةَ وَمَا يُقَرِّبُ إِلَيْهَا مِنْ قَوْلٍ وَعَمَلٍ, وَأَعُوذُبِكَ مِنَ النَّارِ وَمَا يُقَرِّبُ إِلَيْهَا مِنْ قَوْلٍ وَعَمَلٍ
“Ya Allah sesungguhnya aku memohon kepada-Mu al jannah (surga) beserta segala sesuatu yang bisa mendekatkan kepadanya dari perkataan dan perbuatan, dan aku berlindung kepada-Mu dari an nar (neraka) beserta segala sesuatu yang bisa mendekatkan kepadanya dari perkataan dan perbuatan”. (HR. Ahmad, dishahihkan Asy Syaikh Al Albani dalam Ash Shahihah no.1542)
sumber: www.assalafy.org

Dalam ajaran Islam, seseorang untuk dapat masuk surga tidaklah mudah dan hanya sedikit daari umat Islam yang benar-benar masuk surga, dasarnya adalah sebuah hadits yang berbunyi kira-kira: Ya Rasulullah, apakah kami semua (umat Islam) pasti masuk surga, jawab Rasulullah: “Tidak! Sesungguhnya umatku yang masuk surga tidak lebih banyak dari jumlah bulu onta yang dapat kamu tutupi dengan sebelah telapak tanganmu dari seluruh bulu onta yang ada di tubuh onta tersebut!”. Dan ada lagi Hadist yang berbunyi kira-kira: “Pada akhir jaman, umatku akan terpecah menjadi 72 (tujuh puluh dua) cabang, dan yang masuk surga hanyalah satu, yakni yang kembali kepada Al~Qur’an dan Hadist!”, sedikit pembahasan, sesungguhnya dalam sastra Arab, menggunakan bilangan 7 (tujuh) adalah untuk menunjukkan suatu kenyataan “banyak”, jadi bukan jumlahnya ada 7 (tujuh) tetapi jumlahnya adalah tidak terbilang dan banyak. Semakin besar yang tidak terbilang tersebut akan semakin besar penggunaan bilangan 7 (tujuh) tersebut, misalnya 77 (tujuh puluh tujuh), atau 777 (tujuh ratus tujuh puluh tujuh), dst. Kesimpulan, pada akhir jaman, umat Islam akan terpecah belah menjadi sangat banyak, tetapi hanya 1 golongan saja dari sekian banyak pecahan yang masuk surga.

Sudah begitu:

Untuk dapat masuk surga versi Islam, sangatlah tidak mudah. Dibutuhkan kesungguhan dan pengorbanan yang benar-benar berat dan mendalam sepanjang hidup manusia, itupun belum tentu bisa masuk surga, tidak cukup dengan hanya sekedar menyebut dua kalimat syahadat, tak ada dasar Al~Qur’an dan Hadist bahwa bila seseorang mengucapkan dua kalimat syahadat dijamin masuk surga, tetapi harus juga dengan membuktikan keislamannya dengan menjalankan seluruh perintah Allaah S. W. T. dan meninggalkan seluruh larangan Allaah S. W. T.. Seseorang masuk Islam dimulai dengan menjalankan salah satu rukun Islam dan yang pertama-tama adalah mengucapkan dua kalimat syahadat, yakni bersaksi bahwa tiada tuhan selain Allaah S. W. T. dan bersaksi bahwa Muhammad S. A. W. adalah utusan Allaah S. W. T.. Memang dalam Islam ada ayat yang berbunyi kira-kira “tiada paksaan dalam Islam atau menjadi Islam”, memang benar ayat tersebut, tetapi ayat tersebut berlaku hanya kepada orang-orang yang belum menjadi Islam, bila telah menjadi Islam, maka menjadi kewajibannya untuk menjalankan segala hukum dan syariat Islam tanpa dipilih-pilih mana yang berat atau mana yang ringan atau memilih-milih mana yang disukai dan meninggalkan mana yang tidak disukai, sesuai dengan ayat yang kira-kira berbunyi “Jadilah Islam seluruhnya atau sempurna”. Dalam menjalankan ibadah, manusia diuji keimanannya oleh Allaah S. W. T. untuk diketahui mana yang emas mana yang suasa, sebagaimana ayat Al~Qur’an yang berbunyi kira-kira: “Tidak Kami terima pernyataan iman seseorang sebelum kami uji dengan sungguh-sungguh sebagaimana orang-orang yang terdahulu di uji”, memang ada ayat yang berbunyi kira-kira “tuhan tidak akan menguji hambanya melebihi kemampuan hambanya”, sehingga banyak umat Islam yang enggan menjalankan hukum dan syariat Islam dengan anggapan bahwa dirinya tidak sanggup dalam menjalankannya dengan anggapan bahwa dia tidak sanggup menjalankan ujian keimanan dari Allaah S. W. T., padahal seharusnya sebagai umat Islam, yang ada adalah Sami’na wa Ato’na, alias “saya dengar dan saya jalankan” segala perintah Allaah S. W. T. dengan sepenuh dayanya sampai benar-benar ternyata dia tidak mampu lagi untuk menjalankannya, dan Allaah S. W. T. tahu benar kemampuan hambanya tetapi hambanya boleh dikata sama sekali tidak tahu akan kemampuannya, apa lagi belum mencoba untuk menjalankan ujian tersebut hingga ke ujungnya.

Akibat dari pernyataannya dengan mengucapkan dua kalimat Syahadat, maka menjadi kewajiban bagi umat Islam tersebut untuk menjalankan Rukun Islam yang lain, yakni, sholat lima waktu, membayar zakat maal, puasa di bulan Romadhan dan naik haji bila mampu, semuanya tingkatnya sesuai dengan urutannya, selain itu ada Rukun Iman, yakni iman kepada Allaah S. W. T. dimana Dia adalah Maha segala-galanya, dan hanya kepada Dia kita meminta dan berlindung serta memohon, tidak kepada “orang pintar”, kepada jin, kepada kuburan orang-orang yang besar di masa lalu, tidak pula kepada yang lainnya, termasuk segala sesuatu yang berbau duniawi. Rukun Iman yang kedua adalah percaya adanya malaikat yang mana mereka memiliki tugas dan wewenang masing-masing dari Allaah S. W. T. untuk membantu Allaah S. W. T. dalam mengelola Dunia dan Akhirat ciptaanNya, disini bukan menunjukkan bahwa Allaah S. W. T. itu lemah dan tidak berdaya tanpa bantuan para malaikat, tetapi disini menunjukkan kepada manusia bahwa segala sesuatunya itu perlu proses dan organisasi, rukun Iman yang ke tiga adalah pecaya kepada kitab-kitab suci dimana tertera segala aturan, perintah dan larangan dari Allaah S. W. T., rukun Iman yang ke empat adalah percaya kepada Rasul-rasulnya, yakni orang-orang pilihan Allaah S. W. T. untuk menyampaikan segala aturan, perintah dan laranganNya kepada umat manusia, rukun Iman yang ke lima, yakni percaya kepada hari akhirat dimana setiap mahluk hidup mempertanggung-jawabkan segala amal perbuatannya di dunia ini, jadi umat Islam tidak bisa berbuat semau-maunya karena harus dipertanggung-jawabkan kelak di akhirat kepada Allaah S. W. T. dan yang terakhir percaya kepada Qodlo dan Qodarnya, yakni bila telah berusaha dengan sungguh-sungguh dengan mengerahkan segala daya yang dimilikinya, tetapi hasilnya adalah yang telah dicapainya, maka dia menerima takdirnya yang telah terjadi tersebut.

Hal lain, dalam beribadah, umat Islam diharuskan hanya karena “segan” dan cinta kepada Allaah S. W. T. dan dihati harus bersih dari pamrih atau keinginan-keinginan lainnya selain memperoleh ridho Allaah S. W. T., baik itu ibadah khas atau ibadah yang telah ditentukan seperti sholat, puasa, zakat, dll, juga ibadah-ibadah lainnya seperti makan, minum, bersetubuh dengan suami atau istri yang sah, belajar, mencari nafkah, melahirkan, dll. Masih ada hal lain yang perlu diperhatikan dalam melakukan amal ibadah tersebut, seperti niatnya, tata-caranya.

Semua hal tersebut haruslah dilakukan dengan sungguh-sungguh dan penuh dengan pengorbanan sepanjang hidupnya, dan menjalankan keseluruhan aturan, perintah dan larangan secara keseluruhan, tanpa cacat, bila ada cacat sedikit saja, jangan berharap masuk surga, masih ada hal lain, misalnya jangan dendam, syirik atau minta pertolongan dan perlindungan selain kepada Allaah S. W. T., jangan ujub, takabur, sombong, dll. Harus jujur, rendah hati, ramah tamah, penyayang, dll.

Ada jalan untuk meringankan beban yang berat dalam menjalan ajaran Islam yang sangat berat tersebut, yakni dengan mencintai Allaah S. W. T., tetapi sayangnya kita tidak pernah tahu kapan datangnya cinta dan kapan perginya cinta serta bagaimana wujud dari cinta tersebut. Kita tidak bisa mulut kita berkata cinta tetapi hati kita berkata tidak cinta. Bila kita mencintai sesuatu, kita akan selalu berusaha untuk menyenangkan hati yang kita cintai dan berusaha untuk menjalankan apa-apa yang menjadi kehendak dari yang kita cintai demi untuk memperoleh cinta dari yang kita cintai. Dalam usaha kita membuktikan bahwa kita mencintai Allaah S. W. T., maka kita harus menjalankan apa-apa yang tertulis di tulisan saya di atas, karena itu telah menjadi kehendak Allaah S. W. T. bila kita mencintai Dia, dan bila kita benar-benar mencitai Dia, maka apa-apa yang saya tulis di tulisan saya di atas akan terasa sangat ringan untuk dijalankan.

Masuk surga versi Islam tidak semudah masuk surga versi Kristen/yahudi/israel, dimana seseorang cukup mengakui bahwa dosanya (dosa warisan yang berasal dari Adam dan hawa makan buah pengetahuan) ditebus dengan disalibkannya dan matinya yesus di tiang salib, semua umat kristen/yahudi/israel dengan cuma-cuma alias gratis masuk surga tanpa perlu melakukan apapun sepanjang hidupnya, sekalipun dia sepanjang hidupnya berzina, membunuh, memperkosa, mencuri, menipu, merampok, memeras, memfitnah, dll. Sudah begitu, tukang peras/penjahat dan pelacur paling duluan masuk surga sedangkan Yesus setelah mati di tiang salib naik ke langit langsung turun atau masuk neraka yang paling buruk dan kejam, yakni nereka Hades (semuanya ada ayat injilnya)

Nama-nama neraka dan penghuninya
Sesungguhnya Hari Keputusan adalah suatu waktu yang ditetapkan (QS 78:17)
1. Neraka Jahanam (QS 15:43)
Disediakan untuk para pengikut syaithan. Pengikut syaithan kebanyakan para wanita, mengapa demikian? karena dalam diri seorang wanita terdapat roh-roh syaithan.
Syaithan bentuknya ada 3 (tiga) yaitu:
a. Ucapan para dukun, peramal
b. Hawa nafsu (egoisme) QS 45:23
c. Mengkultuskan kepada seseorang

2. Neraka Syair (QS 84:12-13)
Disediakan untuk orang-orang kafir terhadap akherat (tidak percaya), juga untuk orang yang seneng bila mendapat rezeki dan marah ketika susah memperoleh rezeki.

3. Neraka Shaqor (QS 74:42-47)
Disediakan untuk orang yang tidak melaksanakan sholat, tidak mau memberi makan orang miskin, tukang gossip dll.

4. Neraka Jahim (QS 26:91)
Disediakan untuk mereka yang menyembah berhala, thagut (harta & tahta), juga untuk orang yang sesat.

5. Neraka Huthomah (QS 104:1-9)
Disediakan untuk para pengumpat & pencela.

6. Neraka Ladho (QS 70:15-18)
Disediakan untuk orang yang tidak beragama, menyimpan harta (kikir)

7. Neraka Hawiyah (QS 101:1-11)
Disediakan untuk orang yang ringan kebaikannya,

Semoga kita terhindar dari perbuatan yang akan menjerumuskan kita ke dalam neraka. Ya Rabb tunjukilah kmai jalan yang lurus (yaitu) jalan orang-orang yang yang telah Engkau anugerahkan ni’mat kepada mereka; bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat. (QS 1:6-7).  
Abdullah bin Mas`ud mendengar sabda Rosulullah yang artinya :

Wanita mana saja yang mau diajak suaminya ke tempata tidur.Lalu menunda nunda hingga suaminya tertidur maka ia dilaknat Allah "
"Wanita mana pun yang cemberut dihadapan suaminya maka dia dimurkai Allah sampai ia tersenyum kepada suaminya,dan meminta keridhaannya "
" Siapa saja wanita yang durhaka dihadapan suaminya melainkan ia berdiri dari kuburnya,mukanya menjadi hitam,dan wanita yang keluar rumahnya tanpa izin suaminta,maka ia dilaknat malaikat hingga ia kembali "
" Seorang istri yang keluar rumah tanpa seizin suaminya akan dilaknat segala sesuatu yang terkena sinar matahari hingga ikan-ikan yang ada dilaut "
" Siapakah manusia yang lebih besar haknya dari istri.? Rosulullah Saw.bersabda : "Suaminya " Aku bertanya lagi " Dan siapakah yang lebih besar haknya bagi seorang lelaki.?
Rosulullah bersabda yang artinya : "Tiga golonga manusia yang Allah tidak mau menerima shalatnya dan amal kebaikannya tidak di naikan ke langit,yaitu budak yang lari dari tuannya hingga ia kembali,wanita yang dimurkai suaminya hingga suaminya ridha,dan pemabuk hingga ia sadar "

" Jika seorang istri berkata kepada suaminya,"Saya sama sekali tidak pernah melihat kebaikanmu`,maka amalnya benar-benar terhapus "
Maksud dari hadist diatas adalah,jika seorang istri mengingkari suaminya,maka sebagai balasannya Allah akan melenyapkan segala amal kebaikannya serta merusak segala amal kebajikannya.
Lebih dari itu,pahala Allah terhalang oleh ucapan buruk sang istri itu tentangsuaminya,kecuali ia kembali mengakui segala kebaikan suaminya.Kalau memang ucapan sang istri itu benar,maka istri tidak boleh dicela sebagaimana ucapan budak kepada tuannya.Begitulah menurut ,Al-Zizi.Hadist tersebut di riwayatkan oleh Ibnu adiy dan Ibnu Asakir dari Aisiyah ra.Thalhah bin Ubaidillah ra.mendengar Rasulullah Saw.bersbda : yang artinya : "Wanita yang berkata kepada suaminya, "Aku tidak melihat kebaikanmu sama sekali,melainkam Allah Swt.memutuskan-rahmatnya kepadanya pada hari kiamat "
Rasuullah Saw.bersabda : artinya : "wanita yang meminta suaminya untuk menalak tanpa ada alasan yang mendesak,maka haram baginya bau surga, (HR.Ibnu Hibban,dan Al-Hakim dari Thazauban budak Rasulullah Saw )

Ibnu Ruslan berkata Maksud dari kalimat `alasan yang mendesak`diatas adalah,jika wanita itu takut tidak dapat melaksanakan ketentuan-ketentuan hukum Allah yang berhubungan dengan kewajibannya,seperti pergaulan yang baik karena istri itu benci kepada suaminya atau suami menyakitinya,sedangkan maksud dari `wanita itu terhalang`adalah,tidak dapat memperoleh harumnya bau surga,jika wanita itu benar-benar sengsara karena benci kepada suaminya,lantaran ia tidak pernah mengurusnya,maka tidak haram bagi seorang istri untuk meminta cerai.

Abu Bakar As-shiddiq ra.mendengar Rasulullah Saw.bersabda :
"apa bila seorang wanita berkata kepada suaminya, "ceraikanlah aku ! "maka ia datang pada hari kiamat dimana mukanya tidak berdaging,lidahnya keluar dari kuduknya,dan terjungkir di kerak jahanam,sekali pun siangnya dia berpuasa dan malam harinya bangun salat selamanya.
Rasuullah Saw.bersabda : "Sesungguhnya Allah tidak mau memandang wanita ( istri ) yang tidak mau bersyukur kepada suaminya,"Rasulullah Saw.juga bersbda : "Sesungguhnya Allah tidak mau memandang wanita ( istri ) yang tidak mau bersyukur kepada suaminya,padahal dia masih membutuhkannya," Abu Hurairah ra.pernah mendengar Rasulullah Saw.bersbda :"Andai kata seorang wanita itu mempunyai harta kekayaan seperti kerajaan Nabi Sulaiman bin Dawud a.s. dan suminya memakan harta itu,lalu bertanya kepada suaminaya,di mana hartaku ?
Allah pasti melebur amal wanita itu empat puluh tahun."Usman bin Affan ra.mendengar Rasulullah Saw.bersabda :"Andai kata wanita itu memiliki dunia seisinya dan membelanjakan semua hartanya untuk suaminya,kemudian ia mengungkit ungkit suaminya sesudah waktu lama,maka Allah melebur amalnya dan ia di halau bersama Qarun."

Rasulullah Saw.bersabda : "Perkara pertama kali di nyatakan kepada wanita pada hari kiamat adalah salat dan suaminya,"
Rasulullah Saw.bersabda : "Perkara pertama kali di hisab ( dihitung) pada hari kiamat bagi lelaki adalah salatnya,kemudian istrinya,dan budak yang di miliki,jika ia mempergauli mereka dengan baik dan berbuat baik kepada mereka,maka Allah berbuat baik kepadanya,dan yang pertama kali teliti bagi wanita adalah salatnya,kemudian hak suaminya."

Rasulullah Saw.bersabda : "Bagaimana sikap kamu terhadap suamimu?"
Jawabnya, `saya tidak mempersempit dan tidak sembrono dalam mengabdi kepadanya,keuali jika saya tidak mampu melakukannya.`
Rosulullah Saw.bersabda : "Bagaimana sikapmu kepadanya,ingatlah! dia itu adalah surga dan nerakamu "

Nabi Muhammad bersabda yang artinya :
"Ada empat golongan wanita berada di surga dan empat lainnya di neraka.
Beliau lalu menyebutkan empat wanita yang masuk surga;
Pertama, wanita yang mampu menjaga diri,taat kepada Allah dan suaminya,serta wanita yang banyak anaknya.
Kedua,wanita sabar dan menerima pemberian itu sedikit.
Ketiga,wanita yang mempunyai rasa malu ,jika suaminya meninggalkannya pergi dia memelihara diri dan hartanya.Jika suaminya berada dirumah ia dapat mengekang lisannya (untuk tidak menyakiti suaminya).
Keempat,Wanita yang di tinggal mati suaminya beserta anak-anaknya yang masih kecil.
Lalu ia mengekang dirinya demi kepentingan untuk memelihara ,mendidik dan berbuat baik kepada mereka.
Serta ia tidak mau kawin lagi karena takut menyia nyiakan anak-anaknya.
Kemudian Nabi melanjutkan sabdanya :
"Adapun empat wanita yang berada di neraka adalah:
Pertama,wanita yang jelek lisannya (ucapannya) terhadap suaminya,jika suaminya pergi ia tidak mau menjaga diri,dan jika suaminya berada di rumah ia menyakiti suami dengan ucapannya.
Kedua,wanita yang membebani atau menuntut suaminya dimana suaminya tidak mampu untuk melakukannya.
Ketiga,wanita yang tidak menutup dirinya dari lelaki lain dan keluar dari rumahnya dengan dandanan yang menyolok.
Keempat,wanita yang sama sekali tidak mempunyai cita-cita kecuali hanya makan,minum dan tidur,ia juga tidak senang melakukan shalat,tidak mau taat kepada Allah dan RasulNya serta suaminya.Maka wanita yang mempunyai sifat-sifat seperti itu adalah wanita terkutuk termasuk ahli neraka kecuali jika ia bertobat "

Sa`ad bin Abi waqqash ra.mendengar Rasulullah bersabda yang artinya :
"wanita yang tidak mau menghilangkan kesmpitan suaminya.maka Allah Swt.murka kepadanya dan semua malaikat malaikatnya "
Diantara wanita yang masuk surga kelak adalah wanita yang mempunyai rasa malu,kalau di tinggal suaminya maka ia menjaga diri dan harta suaminya.
Dalam hal ini Salman Al-farisi ra.mendengar Rasulullah bersabda yang artinya :
"Tidaklah seorang wanita yang memandang lelaki bukan suaminya dengan shahwat,melainkan kedua matanya dipaku pada hari kiamat "

Abu Ayub Al -Anshari as.mendengar Rasulullah Saw bersabda yang artinya :
"Allah Swt.menciptakan tujuh puluh ribu malaikat dilangit dunua ,mereka mengutuk setiap wanita yang menyalahgunakan harta suaminya.Dan ia pada hari kiamat berkumpul bersama tukang-tukang sihir dan dukun peramal,sekalipun ia menghabiskan umurnya untuk berhidmat kepada suaminya "

"wanita yang mengambil harta suaminya tanpa srizinnya,ia akan memikul dosa seprti dosa tujuh ribu pencuri "
Termasuk wanita yang disurga adalah wanita yang ditinggal mati suaminya dengan meninggalkan anak-anaknya yang masih kecil sebagai anak yatim.Lalu wanita itu memelihara,mengasuh dan mendidik mereka dengan baik.Ia pun selalu bersikap baik terhadap anak-anaknya dan tidak akan kawin lagi karena khawatir menyia nyiakan anaknya "

Sehubungan denan hal ini Rasulullah Saw.bersabda yang artinya :
"Setiap manusia diharamkan oleh Allah masuk surga sebelum aku,melainkan aku melihat kanaku tiba-tiba ada seorang wanita segera mendahului kepintu surga.
Kataku, `Apa kelebihan wanita ini mendahului aku.? maka dikatakan kepadaku,`Hai Muhammad..inilah wanita cantik lagi baik.Dia punya anak-anak yatim ,dia selalu sabar hingga anak-anak yatim itu hidupnya menjadi sempurna.`Akhirnya Allah menyanjung nyanjung wanita itu "

Dan dihadiost diatas disebutkan adanya empat wanita yang masuk neraka,adalah wanita yang mulutnya sangat lancang terhadap suaminya,dan jika suaminya pergi ia tidak menjaga dirinya,sedangkan kalau suaminya dirumah ia selalu menyakiti hatinya.
Berkaitan dengan hal ini maka Umar bin Khathab mengataka bahwa Rasulullah bersabda yang artinya :
"Wanita yang mengeras suaminya terhadap suaminya,akan dilaknat oleh segala sesuatu yang terkena sinar matahari"
Selanjutnya adalah wanita yang selalu menuntut suaminya untuk memenuhi sesuatu yang diluar batas kemampuannya.

Abu Dzar ra.mendengar Rosulullah bersabda yang artinya: "Andaikata wanita itu beribadah seperti ibadah penduduk langit dan bumi,lalu ia menyusahkan suaminya dalam urusan nafkah,maka ia datang pada hari kiamat dimana tangannya terbelenggu pada lehernya,kakinya diikat,kejelekannya terungkap,mukanya luka luka,dan di gantungi para malaikat yang keras keras dan kasar kasar,mereka menjungkirkannya dineraka"

Yang ketiga yakni wanita yang tidak menutupi dirinya dari lelaki lain dan ia keluar dari rumahnya dengan berhias dan bersolek serta menampakan kecantikannya kepada lelaki lain"
Salama Al-Farisi mendengar Rosulullah bersabda yang artinya: "Wanita yang berhias dan memakai harum haruman lalu keluar dari rumah suaminya tanpa seizin suaminya,ia berjalan benar benar dalam kemarahan dan kemurkaan Allah hingga ia kembali "

Rosulullah bersabda :
"Wanita yang melepas pakaiannya diluar rumahnya,yaitu memperlihatkan tubuhnya pada lelaki lain,maka Allah akan membedah tutup tubuhnya " (HR.Imam Ahmad,Thabrani,Ibnu Majah,Al Hakim,dan Al Baihaqi ) Sebuah hadist yang diriwayatkan Al Hakim menyebutkan,ada seorang wanita kepada Nabi saw.yang artinya : "Anak paman saya melamarku untuk menikahi saya,maka berilah saya nasehat mengenai hak suaminya yang harus dipenuhi oleh istri.jika hak hak itu mampu saya penuhi,maka saya akan menikah.'Lalu Rosul Saw.bersabda : "Diantara haknya adalah andaikan kedua hidung suaminya mengalir darah atau nanah lalu istrinya menjilatinya dengan lidahnya,ia belum memenuhi hak suaminya.Kalau manusia boleh bersujud kepada manusia,niscaya aku perintahkan wanita itu untuk bersujud kepada suaminya,lalu wanita itu berkata, "Demi Dzat yang mengutusmu dengan haq,selama dunia ini masih ada aku tidak akan menikah " Aisyah ra.menceritakan kedatangan seorang wanita yang bertanya kepada Nabi, "wahai Rosulullah! Saya seorang gadis sudah dipinang seorang lelaki,tetapi saya tidak mak kawin.Maka apakah hak suami atas wanita? Lalu Rosulullah menjawab : "Andaikat dari kepala suami sampai kedua telapak kakinya terdapaj nanah,lalu istri menjilatinya,ia tetap belum dapat memenuhi kesyukurannya terhadap suaminya,Lalu gadis itu berkata ,kalau begitu saya tidak mau menikah,Beliau kemudian menjawab "Tidak begitu,sebaiknya Anda tetap kawin,karena kawin itu lebih baik "

At Thabrani meriwayatkan dengan sanad yang baik : "Bahwasannya wanita itu tidak dapat memenuhi hak Allah sebelum menenuhi hak hak suaminya. Seumpama suami meminta haknya sekalipun ia sedang diatas punggung unta,maka ia tidak boleh menolak dirinya "

Ibnu Abbas ra.mengatakan,ada seorang wanita dari desa Khats'am datang kepada Rosulullah seraya berkata "saya ini seorang wanita yang tidak bersuami,sedangkan saya ingin menikah,maka apakah hak suami pada istri? Rosul menjawab : "Sesungguhnya sebagian dari hak hak suami pada istrinya adakah :1.Apabila suami memerlukan diri istrinya meskipun sang istri sedang berada di atas punggung unta,ia tidak boleh menolak. 2.Istri tidak boleh memberikan apa saja dari rumah suami tanpa seizinya.Kalau istri memberikan sesuatu tanpa seizin suaminya,maka si istri berdosa sedangkan suami mendapatkan pahala.3.Istri tidak boleh berpuasa jika tidak mendapatkan izin suaminya,karena ia hanya akan merasakan letih dan dahaga,sedangkan puasanya tidak akan diterima Allah.4.Jika istri keluar dari rumahnya tanpa izin suaminya,maka ia mendapat laknat para malaikat hingga kembali kerumahnya dan bertobat "

Pada suatu saat,Sayyidina Ali kw.datang kepada Nabi Saw.bersama Fatimah.Tiba tiba mereka menjumpai beliau sedang menangis tersedu sedu.Ali pun bertanya kepadanya,"Ayah dan ibuku menjadi tebusanmx wahai Rosulullah " (Maksudnya,kesusahan dan tangisanmu akan saya tebus dengan bapak dan ibu saya,karena saya sangat mencintaimu ).Apa yang menjadikan engkau menangis ? Rosul kemudian menjawab, "Wahai Ali,ketika diriku di isra'kan (di perjalanan) ke langit,aku melihat para wanita dari umatku disiksa dineraka jahanam dengan berbagai macam siksaan.Maka saya menangis karena melihat beratnya siksaan mereka itu "
Lalu beliau menjelaskan detil detail siksaan itu sebagai berikut :
1.Aku melihat seorang wanita yang digantung dengan rambutnya dan otaknya mendidih.
2.Aku melihat seorang wanita yang digantung dengan lidahnya,lalu air mendidih yang sangat panas dituangkan ke tenggorokannya.
3.Aku melihat wanita kedua kakinya hingga puting susuny,dan kedua tangannya diikatkan pada ubun ubunnya,lalu Allah menguasakan padanya ular ular dan kalajengking untuk menyiksanya.
4.Aku melihat wanita yang digantung dengan puting susunya.
5.Aku melihat wanita dimana kepalanya seperti kepala babi dan tubuhnya seperti tubuh keledai,dan ia di hadapkan beribu ribu siksaan.
6.Aku melihat wanita dengan bentuk rupa anjing,sedangkan apa masuk dari mulutnya keluar dari duburnya,lalu para malaikat memukuli kepalanya dengan palu dari api.
Lalu Fatimah ra.berdiri seraya berkata,"Wahai ayah tercinta, "Apakah yang pernah diperbuat wanita wanita itu sehingga mereka mengalami siksaan seperti itu?"
Rosulullah pun bersabda:"Wahai putriku! adapun wanita yang digantung dengan rambutnya,karena ia tidak mau menutupi rambutnya dari lelaki lain.Sedangkan wanita yang di gantung dengan lidahnya adalah wanita yang menggunakan lisan untuk menyakiti hati suaminya.Maka pembalasan itu setimpal dengan perbuatannya.
Adapun wanita yang digantung dengan puting susunya adalah wanita yang mengajak tidur lelaki lain ditempat tidur suaminya.Lalu wanita yang kedua kakinya diikat hingga puting susunya dan tangannya sampai ubun ubunnya lalu digerogoti ular ular dan kalajengkin adalah wanita yang tidak mandi janabat,tidak mau mandi hait,dan mengabaikan sholat.Sedangkan wanita yang kepala babi dan bertubuh keledai adalah wanita yang suka mengadu domba dan tukang dusta.Sedangkan wanita yang rupanya berbentuk seperti anjing dimana api masuk dari mulutnya dan keluar lewat duburnya adalah wanita yang mengungkit ungkit pemberian dan pendengki.Wahai putriku kecelakaan besarlah bagi wanita yang durhaka terhadap suaminya.